Mampir ke Sarangnya Buaya Kalimantan di Teritip

Buaya identik dengan tubuhnya yang berduri serta gigi-giginya yang begitu tajam. Selain itu, buaya juga kerap diidentikkan dengan playboy. Sayangnya, kali ini saya nggak akan membahas tentang playboy (mungkin bisa saya bahas lain kali. eh.), tapi tentang buaya-buaya yang saya lihat di Teritip; lokasi Wonder 5 dari perjalanan #Terios7Wonders “Borneo Wild Adventure”. Besar-besar dan seram-seram, mampir ke sarangnya buaya di Teritip cukup berhasil menguji nyali saya.

Selamat datang di Penangkaran Buaya Teritip!
Selamat datang di Penangkaran Buaya Teritip!
Patung buaya, maskot Teritip.
Patung buaya, maskot Teritip.

Berlokasi kurang lebih 15 kilometer dari Bandara Sepinggan Balikpapan yang begitu mewah dan tersohor, Teritip bisa dijangkau dengan berkendara selama kurang lebih 20 menit. Di penangkaran buaya yang telah dibuka sejak tahun 90-an ini, nggak hanya belasan, puluhan, atau bahkan ratusan buaya saja yang bisa dijumpai. Menurut Pak Januari, pemandu dari Teritip, ada kurang lebih 1.700 buaya yang ditangkar di Teritip dan terbagi dalam tiga jenis utama, yaitu Buaya Muara, Buaya Supit, dan Buaya Air Tawar. Buaya Muara memiliki jumlah terbanyak di Teritip dan menjadi satu-satunya jenis buaya yang boleh dipotong di Teritip, terlebih karena Buaya Supit dan Buaya Air Tawar telah dikategorikan sebagai buaya yang langka. Ketiga jenis buaya ini merupakan buaya asli Kalimantan. Itulah kenapa, saya akhirnya menyebut Teritip sebagai “Sarangnya buaya Kalimantan”. Bayangkan, ada 1.700 buaya di sini! Memikirkan jumlahnya saja, saya sudah ngeri. Apalagi, buaya-buaya yang saya lihat di Teritip ini besar-besar dan terlihat ganas! Hiiiy!!!

Buaya-buaya supit di Teritip.
Buaya-buaya supit di Teritip.
DSCF1585
Buaya muara di Teritip.
DSCF1583
Buaya air tawar di Teritip.

Nah, untuk buaya muara yang biasa dipotong, bagian pertama yang diambil adalah bagian kulit, kemudian daging, minyak, empedu, dan terakhir adalah tangkur atau alat vital buaya yang dipercaya dapat menambah stamina pria. Hmm… Waktu itu, sih, teman-teman #Terios7Wonders langsung heboh begitu mendengar khasiat dari alat vital buaya, tapi saya sih nggak tahu apakah ada yang beli untuk dibawa pulang. Hehehe…

Dari Pak Januari lah akhirnya saya tahu bahwa buaya-buaya di Teritip ternyata nggak makan setiap hari seperti manusia. Tiap kandang biasa diberi makan dua kali seminggu sesuai jadwal. Buaya-buaya ini biasa makan ayam dan ikan laut yang dibeli dari hasil penjualan tiket masuk ke Teritip. Harga tiket masuknya sendiri adalah 15 ribu rupiah per orang dan Teritip buka setiap hari, dari hari Senin sampai Minggu, mulai pukul 8 pagi hingga pukul 5 sore.

Buaya-buaya cilik di Teritip.
Buaya-buaya cilik di Teritip.

Dan setelah selama ini saya bertanya-tanya kenapa playboy sering disebut sebagai buaya darat, akhirnya saya pun mengetahui alasannya. Dikenal sebagai reptil yang berpoligami, satu buaya jantan biasanya memiliki 5 pasangan buaya betina. Jadi, amatlah nggak mengherankan ya bila playboy disebut buaya darat. Hmm…

Usai melihat beberapa kandang buaya, kami pun sempat diajak berfoto dengan buaya-buaya cilik yang berkumpul dalam satu kandang yang cukup besar. Saya, Kak Cumi, dan teman-teman lain sempat gantian berfoto dengan latar belakang buaya-buaya cilik. Seperti biasa, Kak Cumi berfoto dengan gaya yang paling seru dan heboh! Kami pun juga sempat memotret Pak Januari, pemandu kami, yang nggak terlihat takut sama sekali ketika berada dekat dengan buaya-buaya tersebut.

Kak Cumi berfoto dengan buaya-buaya cilik Teritip.
Kak Cumi berfoto dengan buaya-buaya cilik Teritip.
Pak Januari, pemandu kami di Teritip.
Pak Januari, pemandu kami di Teritip.

Saat berada di sebuah penangkaran buaya, sepertinya nggak lengkap ya, kalau kita nggak melihat bagaimana buaya makan dengan rahangnya yang begitu besar dan kuat, serta gigi-giginya yang begitu tajam. Akhirnya, Pak Januari pun melemparkan seekor ayam ke kawanan buaya besar-besar yang kemudian memperebutkan ayam tersebut. Nyam! Dengan satu caplokan, ayam itu pun langsung habis tertelan.

Buaya-buaya tengah memperebutkan ayam.
Buaya-buaya tengah memperebutkan ayam.
Gede-gede banget, ya? Hiiiy!!!
Gede-gede banget, ya? Hiiiy!!!

Sebagai sebuah penangkaran buaya milik swasta, keberadaan Teritip menurut saya, benar-benar bagus karena bisa menjadi tempat wisata edukasi bagi masyarakat Kalimantan yang ingin mengenal buaya-buaya asli Kalimantan. Dengan biaya perawatan serta penangkaran buaya yang nggak sedikit, semoga ada lebih banyak orang yang datang ke Teritip setiap harinya. Menurut Pak Januari, sih, jumlah pengunjung terbanyak dalam satu hari pernah mencapai 300 orang. Semoga nanti jadi lebih banyak, ya! 😀

Sebelum lihat buaya, foto dulu, dong!
Sebelum lihat buaya, foto dulu, dong!

Oh iya, nggak hanya ada buaya, di Teritip pun juga ada beberapa hewan lain yang bisa dijumpai. Saat saya berkunjung ke sana pada 17 September 2015 yang lalu, saya sempat melihat seekor gajah yang lucu. Tubuhnya besar dan belalainya cukup panjang. Melihat tingkahnya yang begitu menggemaskan, saya pun langsung lupa pada seramnya buaya-buaya Teritip.

DSCF1621
Di Teritip juga ada gajah, lho!

Sebelum melanjutkan perjalanan #Terios7Wonders, rombongan kami juga sempat berfoto dengan mobil-mobil Terios New Adventure yang sudah terparkir rapi. Dengan penuh semangat, kami siap bertualang ke destinasi berikutnya!

DSCF1624
Foto-foto dulu sama mobil Terios yang kece sebelum melanjutkan perjalanan.

Wonder 5, here we come!!!

Postingan ini merupakan catatan perjalanan #Terios7Wonders “Borneo Wild Adventure”. Totalnya ada 14 postingan yang bisa kamu baca. Berikut urutannya (dari awal hingga akhir perjalanan):

  1. Mimpi yang Menjadi Kenyataan: Menjelajah Kalimantan
  2. Road Trip untuk Menjelajah Kalimantan Resmi Dimulai!
  3. Trekking di Taman Nasional Sebangau Demi Melihat Orangutan
  4. Menggoyang Lidah dengan Lontong Orari yang Nikmat
  5. Melihat Bokong Bekantan yang Seksi di Pulau Kaget
  6. Kecantikan Anggrek Kalimantan di Tengah Petang
  7. Menerobos Kabut Asap Demi Melihat Kerbau Rawa yang Montok
  8. Udang Rasa Susu? Hanya di Rumah Makan Paliat!
  9. Mampir ke Sarangnya Buaya Kalimantan di Teritip -> Kamu sedang membaca postingan ini.
  10. Berbagi di Desa Loa Janan Timur
  11. Mengenal Suku Dayak Kenyah di Desa Budaya Pampang
  12. Berpelukan dengan Pohon Ulin Raksasa di Taman Nasional Kutai
  13. Mengakhiri Perjalanan Menjelajah Kalimantan di Kepulauan Derawan
  14. Mengenang Perjalanan Menjelajah Kalimantan (tulisan dan video)
Written by
Sefin
Join the discussion

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

20 comments
  • Patung buayanya aj udah serem tuh mbk..apa lg cow cow dsna? Kira2 buaya darat gak hahaa…seru seru 7 wondernya..

  • Gajah yang diluar itu, sangat tidak terawat.
    Waktu saya kesana, Gajah ini kakinya diikat dengan rantai dengan badan yang berlumuran lumpur. Miris sekali melihatnya.

    • 🙁 waktu itu aku sama Wira nggak sempat lihat dari dekat, sih. 🙁
      sedih banget ya kalau lihat hewan atau tumbuhan nggak terawat gitu 🙁

  • Aku kok jadi agak bingung ya. Selama ini justru aku taunya label playboy ke buaya itu salah alamat, karena buaya itu monogamy. Tapi kalau baca ulasan di sini, justru buaya itu poligami. Apa itu tergantung daerahnya ya? hehehe … Terlepas dari itu, aku jadi pengen banget main ke Teritip ini, lihat langsung buaya-buaya yang mereka tangkarkan.

    O iya, untuk buaya supit dan air tawar, kalau nggak boleh dipotong lalu cuma dipelihara aja sampai mati gitu? Ada info batasannya, kapan mereka dipotong seandainya populasi mereka melebihi batas tertentu? *calon pengunjung banyak tanya* :–D

    • Nah..makanya itu. Aku juga bingung, sih. Karena sebelumnya aku tahunya buaya itu monogami, tapi terus si Pak Januari bilangnya buaya itu poligami :))) Hahahaha…
      Gih, Kak, main ke Teritip! 😀
      Kalo masalah si buaya supit atau air tawar akhirnya diapain sih aku kurang tau ya :)))) Coba ke sana terus nanya sama Pak Januari 😛

      • Nah sama dong yaa ,,, mungkin “kalau lain lubuk, lain belalang” ,,, yang ini “lain kandang, lain buaya” ,,, mau mau ke Teritip kalau misalnya ada rejeki ke sana

    • Hai, Lia, btw kenapa komenmu masuk spam ya? 🙁
      Hahahahaha ngilu banget sih dikelilingin buaya..ngeri gitu~
      buayanya dipotong, terus dimakan juga loh. Katanya rasanya kayak ayam~

  • Semoga tahun depan kesampaian ya, Kak! Sekalian wisata kuliner di Kalimantan~ Oh iya, malah tgl 14 Februari 2016 kalo nggak salah ada festival budaya gitu~

TheJournale

I am a #JBBinsider

Mampir ke Sarangnya Buaya Kalimantan di Teritip