Saya telah mengenal hutan Indonesia sejak kecil, tapi semakin saya bertambah dewasa, saya makin merasa bahwa saya belum benar-benar mengenal hutan Indonesia. Mengenal kembali hutan Indonesia selalu membuat saya teringat almarhum Papa, bagaimana Beliau begitu mencintai hutan, dataran tinggi, dan pegunungan.
Pada 2 Oktober 2020 lalu, saya berkesempatan untuk mengenal kembali hutan Indonesia bersama dengan Hutan Itu Indonesia dan Blogger Perempuan Network. Bersama dengan teman-teman blogger, kami mengikuti webinar yang bertajuk “Melestarikan Hutan Lewat Adopsi Hutan”. Webinar tersebut merupakan acara lanjutan dan pengumuman dari kompetisi blog “Hari Hutan Indonesia” yang kami ikuti.
Pada webinar tersebut, ada 3 orang pembicara yang mengajak kami mengenal kembali hutan Indonesia. Pembicara pertama merupakan Christian Natalie atau Mas Tian dari Hari Hutan Indonesia. Mas Tian menjelaskan betapa pentingnya untuk melakukan adopsi hutan Indonesia. Apalagi, luas hutan Indonesia dari Aceh sampai Papua sama dengan empat kali luas Negara Jepang.
Nggak hanya menjelaskan tentang betapa luasnya hutan Indonesia supaya kita bisa belajar mengenal kembali hutan Indonesia, Mas Tian juga mengutarakan kekhawatirannya akan aksi illegal logging yang marak terjadi di masa pandemi Covid-19 karena perhatian pemerintah tertuju seutuhnya pada pandemi. Pengawasan hutan di Indonesia menjadi lengah karena pandemi. Agak miris dan bikin saya jadi lebih sadar akan pentingnya adopsi hutan, terlebih di masa pandemi.
Setelah Mas Tian, ada Irham Hudaya Yunardi dari Forum Konservasi Leuser yang bercerita tentang kondisi hutan Leuser serta program konservasi yang ada di sana. Sebagai pemuda Aceh asli yang lahir dan besar di Aceh, Bang Irham dan teman-teman dari Forum Konservasi Leuser berusaha sangat keras untuk menjaga hutan Leuser, serta mengajak semakin banyak orang untuk mengenal kembali hutan Indonesia.
Dalam upaya menjaga hutan Indonesia, bersama Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Aceh, Bang Irham dan teman-teman Forum Konservasi Leuser membangun kembali Stasiun Penelitian Soraya yang memiliki peran amat besar dalam konservasi hutan. Patroli di hutan Leuser pun dilakukan secara rutin dalam upaya menjaga hutan. Dan dari penjelasan Bang Irham, saya akhirnya belajar mengenal kembali hutan Indonesia, salah satunya hutan Leuser. Saya tertarik banget mengunjungi Leuser secara langsung! 😀
Pembicara terakhir dalam webinar “Melestarikan Hutan Lewat Adopsi Hutan” adalah salah satu teman blogger favorit saya: Satya Winnie. Secara spesifik, Satya mengajak saya dan para peserta webinar untuk mengenal kembali hutan Indonesia dengan berbagi pengalamannya mengunjungi Desa Ketambe yang amat indah.
Desa Ketambe sendiri merupakan bagian dari Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL). Saya berharap banget bisa mengunjungi Desa Ketambe suatu hari nanti. Apalagi, keluarga Ayah saya sebenarnya berasal dari Aceh. Semoga suatu hari dapat kesempatan mengenal kembali hutan Indonesia–secara spesifik, hutan Leuser. :”)
Webinar “Melestarikan Hutan Lewat Adopsi Hutan” pada 2 Oktober 2020 lalu benar-benar membantu saya mengenal kembali hutan Indonesia. Saya sangat beruntung bisa ikut webinar tersebut. Mari kita lestarikan hutan Indonesia lewat adopsi hutan. Jika kamu tertarik untuk adopsi hutan, langsung klik di sini ya. Yuk, sama-sama jaga hutan Indonesia!
Aku yang bukan aktivis perhutanan pun makin mengenal hutan s etelah ikut acara ini, Sefin. Ya memang PR besar buat kita untuk menjaga hutan agar kehidupan kita pun terpelihara. Siapa tahu nanti bisa berkunjung ke Ketambe buat makin mengenal hutan Aceh. 🙂
aaa mau ke Desa Ketambe, ke Leuser. uhuhu
gemes banget orangutannya ya. ranger FKL juga keren banget, apalah kita yang jauh dari hutan Leuser, tapi berkat adanya program Adopsi Hutan siapapun bisa ikutan andil menjaga hutan Indonesia ya 🙂
Samaaaa! Tos, Kak. Semoga kita berjodoh bisa ke Desa Ketambe suatu hari, ya. Seneng banget sekaang kita bisa adopsi hutan dan turut menjaga hutan Indonesia. 🙂
Ikut webinar kemarin bikin kita kenal lebih dekat dengan hutan Indonesia ya.
bener banget, Kak. Jadi tahu betapa kayanya hutan Indonesia. 🙂